Baru-baru ini kita sering mendengar kabar mengenai ameloblastoma yang dapat dipicu dari kesalahan menggunakan tusuk gigi, banyak pemberitaan di media massa bagaimana anak berumur 19 tahun (Afh) menderita ameloblastoma dikarenakan menggunakan tusuk gigi, yang menyebabkan gusinya berdarah, dan lama-kelamaan membesar hingga sebesar semangka muda.
Gambar 1.1 AmeloblastomaKeterangan :
1. Gambaran Klinis Ameeloblastoma
2. Ronsen tampak daerah radiolusen berlobus di bagian Mandibula
3. Pengambilan sebagian rahang Mandibula yang sudah terjadi Ameloblastoma
1. Gambaran Klinis Ameeloblastoma
2. Ronsen tampak daerah radiolusen berlobus di bagian Mandibula
3. Pengambilan sebagian rahang Mandibula yang sudah terjadi Ameloblastoma
Ameloblastoma yang berasal dari bahasa yunani yaitu amel (yang berarti enamel) dan blastos (yang berarti kuman), sedangkan secara keseluruhan Ameloblastoma adalah tumor jinak(Benigna) yang dapat berkembang dari sel-sel epitelial yang terdapat dalam organ enamel (pembentuk gigi), folikel gigi impaksi, membran periodontal, epithelium yang melapisi kista dentigerous, dan ruang sempit pada rahang.
Ameloblastoma bersifat jinak, tumbuhnya lambat, penyebarannya lokal dan invasif, serta merusak jaringan sekitar (destruktif) dan mampu berproliferasi di stroma jaringan ikat.
Beberapa faktor yang sering dikaitkan sebagai penyebab ameloblastoma diantaranya faktor iritasi seperti gigi yang tidak tumbuh (terbenam dalam tulang), kista rahang, trauma atau peradangan pada gigi, gangguan nutrisi, dan infeksi virus.
Bagaimana dengan tusuk gigi?
Pada umumnya tusuk gigi tidak dianjurkan oleh dokter gigi, karena dapat menyebabkan rusaknya papilla interdental (Gusi berbentuk lancip diantara gigi), oleh karena itu dokteer gigi menganjurkan untuk menggunakan dental flos (benang khusus untuk membersihkan sela-sela gigi).
Tusuk gigi bisa menyebabkan trauma pada gusi, sehingga menyebabkan perdarahan kecil, apabila sistem imun baik, maka perdarahan tersebut tidak berlanjut, dan sembuh dalam waktu yang singkat (5-8 menit). Namun jika terjadi infeksi pada daerah periodontal diperparah terjadinya proliferasi yang tidak terkontrol, dapat memicu epitel untuk berdiferensiasi menjadi tumor. Sehinnga posisi tusuk gigi didalam pembentukan ameloblastoma hanyalah sebuah triger.
Di sini saya akan memberikan gambar mengenai proses terjadinya keganasan :
Bagaimana dengan Terapi Ameloblastoma ?
Insisi atau eksisi, sudah seharusnya dilakukan, hal ini tergantung besarnya lesi. Hasilnya kemudian dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis dan biopsi, hal ini akan menentukan terapi yang dilakukan. Sebuah ameloblastoma yang dilakukan eksisi, memiliki tingkat rekurensi sebesar 50%-90%. Hal ini sangat sulit diprediksi tergantung dari jenis ameloblastoma yang menyerang. Selain itu dapat dilakukan dengan terapi radiasi (setelah sebelumnya melakukan pendekatan intra oral), enukleasi, reseksi, dan extirparsi (Firman,2010) .
Sumber :
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Ameloblastoma
2. http://obatherbal.sweetspearls.com/2011/09/20/jelly-gamat-ampuh-menyembuhkan-tumor-rahang-ameloblastoma/
3. http://library.usu.ac.id/index.php?option=com_journal_review&id=2482&task=view
4. http://drnealblog.blogspot.com/2010_05_01_archive.html
5. pustaka.unpad.ac.id/Proses_Penyembuhan_Ameloblastoma_Pasca_Extirpasi
Sekian.. Semmoga Bermanfaat. ^_^
Artikel Lainnya :
Bagaimana dengan tusuk gigi?
Pada umumnya tusuk gigi tidak dianjurkan oleh dokter gigi, karena dapat menyebabkan rusaknya papilla interdental (Gusi berbentuk lancip diantara gigi), oleh karena itu dokteer gigi menganjurkan untuk menggunakan dental flos (benang khusus untuk membersihkan sela-sela gigi).
Tusuk gigi bisa menyebabkan trauma pada gusi, sehingga menyebabkan perdarahan kecil, apabila sistem imun baik, maka perdarahan tersebut tidak berlanjut, dan sembuh dalam waktu yang singkat (5-8 menit). Namun jika terjadi infeksi pada daerah periodontal diperparah terjadinya proliferasi yang tidak terkontrol, dapat memicu epitel untuk berdiferensiasi menjadi tumor. Sehinnga posisi tusuk gigi didalam pembentukan ameloblastoma hanyalah sebuah triger.
Di sini saya akan memberikan gambar mengenai proses terjadinya keganasan :
Bagaimana dengan Terapi Ameloblastoma ?
Insisi atau eksisi, sudah seharusnya dilakukan, hal ini tergantung besarnya lesi. Hasilnya kemudian dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis dan biopsi, hal ini akan menentukan terapi yang dilakukan. Sebuah ameloblastoma yang dilakukan eksisi, memiliki tingkat rekurensi sebesar 50%-90%. Hal ini sangat sulit diprediksi tergantung dari jenis ameloblastoma yang menyerang. Selain itu dapat dilakukan dengan terapi radiasi (setelah sebelumnya melakukan pendekatan intra oral), enukleasi, reseksi, dan extirparsi (Firman,2010) .
Sumber :
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Ameloblastoma
2. http://obatherbal.sweetspearls.com/2011/09/20/jelly-gamat-ampuh-menyembuhkan-tumor-rahang-ameloblastoma/
3. http://library.usu.ac.id/index.php?option=com_journal_review&id=2482&task=view
4. http://drnealblog.blogspot.com/2010_05_01_archive.html
5. pustaka.unpad.ac.id/Proses_Penyembuhan_Ameloblastoma_Pasca_Extirpasi
Sekian.. Semmoga Bermanfaat. ^_^
Artikel Lainnya :
0 komentar:
Posting Komentar